Seringkali kita manusia berpikir, merencanakan dan merenungkan rencana-rencana kita. Rencana untuk diri kita, rencana untuk keluarga kita, bahkan rencana untuk orang lain, namanya juga rencana, apapun itu bentuknya pasti adalah sesuatu niat yang baik yang bagus untuk kita kedepannya.
Jadi ketika orang lain bertanya pada bunda : "kapan nih khanza mau dikasih adik?" pasti dengan tegas dan jawaban pasti adalah "nanti kalau khanza sudah TK" itu rencana ayah dan bunda.Tapi apa kata Allah? Khanza akan punya adik sebentar lagi
Awal Januari 2013 lalu bunda telat menstruasi telat berapa lama, ini yang enggak jelas karena sejak lahiran khanza menstruasi bunda jadi enggak teratur, akhirnya periksa ke obygn di harapan kita dengan dokter Sandina dan hasilnya positif hamil, dan sudah dicek melalui usg trans-v. Dokter yang periksa bilang sudah masuk 4 minggu dan sudah ada kantung kehamilan, insya allah sehat.
Masya Allah, kok cepet banget ya khanza dikasih adik. Hal pertama yang bunda rasakan hanyalah KECEWA. Kenapa kok kecewa? bukan karena bunda tidak bersyukur, tapi bunda kecewa menerima kenyataan bahwa kami harus menunda semua rencana - rencana yang sudah kami rancang sebelumnya, dan memiliki anak kedua bukan lah rencana kami dalam waktu dekat ini.
Dan nampaknya bukan hanya bunda yang kecewa, orang - orang disekitar kami pun juga kaget, walaupun mereka memakluminya ini memang sudah kehendak Allah, jadi harus dimaklumi. Ya, misalnya mama, teteh, dan yang pasti rekan kerja. Mereka pun memaklumi jika memang aku harus cuti 3 bulan, harus bersiap untuk menjaga adik nya khanza, dan sebagainya.
Dua minggu berjalan dari hasil pemeriksaan yang pertama. Ya, karena ini kehamilan yang kedua, kami lebih santai menjalaninya, dan sudah "biasa", bukan... bukan kami tidak menerima nya, tetapi kami sudah tahu rasanya memiliki bayi dan sudah tahu rasa nya hamil, jadi semua nya dijalani dengan santai dan biasa. Tapi gizi dan makanan untuk si jabang bayi tetap nomer satu, untuk kehamilan kedua ini aku memilih untuk menjauhi sama sekali mie instan, teh botol dan vetsin. Waktu hamil khanza kemarin, bunda masih suka curi - curi kesempatan untuk menyantap mie instan dan tak lupa minumnya teh botol sosro, hehehehe.... Dan bunda pun merasa jauhhhh lebih sehat, dan nikmat menjalani kehamilan ini.
Selasa, 29 Januari 2013, habis makan siang, mau pipis. Pas cek di CD, astagfirullah kok ada bercak - bercak seperti mau menstruasi, apa ini yang disebut flek saat hamil. Cepat - cepat tanya ke temen yang sering flek ketika dia hamil. Saran nya waktu itu segera pulang, dan periksa ke dokter, plus bed rest. Ya ampun, padahal waktu hamil khanza gak pernah bunda flek, padahal masih suka bandel kerja berat dan malas istirahat, mau nya kerjaaaa... kerjaaaa terus, hehehe
Akhirnya besoknya Rabu 30 Januari 2013 baru izin ke dokter. Kali ini bunda mau balik ke dokter Huzaemah di Budi Kemuliaan. Ya, tapi ternyata dokter ema enggak praktek hari itu, ternyata jadwal yang tertulis di buku itu sudah engga update. Well, terpaksa sama dokter Hasan, padahal mau nya dokter cewek, huhuhu.....
Awalnya disuruh suster untuk cek usg karena masih kehamilan awal, tapi bunda menolak, karena saya cuma mau periksa, dan kemarin sudah di usg kok di rs lain. Oh, suster nya manggut - manggut, pas giliran bunda masuk ketemu sama pak dokter, dan cerita masalah flek ini, akhirnya bunda disuruh usg lagi. Well, karena di rs ini ruang periksa dan ruang usg itu terpisah, jadi bunda harus antri lagi, dan dokter yang periksain juga beda. Ya ampun, mana saya tahu ya, kalo flek harus tetep di usg trans v, dikirain cuma diperiksa trus dikasih obat, hehehe... sok tahu si bunda nih
Karena hari itu ayah enggak bisa nemenin bunda periksa, jadi bunda pergi sama ayu, my little sister. Dan masuk ke ruang usg ini pun, jadinya sendiri, padahal waktu itu really need someone beside me, huhuhu....
Enggak tau dokternya siapa namanya, yang pasti cewek, tapi yang bikin gak ngenakin adalah si dokter usg ini, tanpa ada permisi, maupun maaf, langsung bilang kalau kandungan bunda tidak berkembang.
Bunda : kenapa ya dok, nge-flek nih, kirain kalau flek gak boleh usg
Dokter Usg : diem aja, sibuk ngeliatin monitor usg
Bunda : Gimana dok, ga pa-pa kan?
Dokter Usg : kayanya gak berkembang nih bu (masih sok sibuk, dan tanpa ekspresi)
Bunda : astagfirullahalazim, ya allah
Dokter Usg : sibuk sendiri sambil merintahin suster sebelahnya buat catet-catet sambil nyebutin bahasa
kedokteran yang bunda enggak ngerti.
Dokter Usg : ya udah kamu tulis aja diagnosa kematian mudigah (ngomong ke suster)
Dokter Usg : ya, udah selesai ya bu
Bunda : masih bengong (dalam hati berpikir ini kok dokternya cuek banget ya)
Akhirnya setelah selesai usg, bunda diperiksa lagi sama dokter Hasan. Yang intinya adalah :
- umur kehamilan bunda masih belum jelas karena bunda memang lupa kapan menstruasi terakhir
- dokter mau vonis kehamilan blighted ovum tapi masih ditemukan tanda - tanda kalau janin ini berkembang
- flek nya bunda pun enggak banyak, jadi dokter masih belum bisa vonis apa - apa
- ditunggu dulu dua minggu dan dikasih obat penguat
- enggak disuruh bed rest, tapi disuruh istirahat aja
Abis nebus obat, bunda pun pulang dengan galau, cie ilah.... Bunda masih optimis dan masih enggak percaya sama apa yang dibilang dokter, plus masih harus nunggu dua minggu, oh no... itu lama banget.
Akhirnya setelah curhat sama mama, diputusin sore nya mau cek lagi ke harapan kita. Kali ini sama dokter Karmini. Dan vonisnya tetap sama, bayinya tidak berkembang, atau bahasa kedokterannya blighted ovum. Tapi bunda masih enggak percaya, dan masih mau bertahan, akhirnya dokter ngeresepin obat penguat aja, plus disuruh bedrest dan seminggu kemudian periksa lagi.
Tiga hari istirahat dirumah, ditambah minum obat penguat kandungan, bukannya berkurang flek nya, malah bertambah. Selama dirumah, bunda kembali merenung dan berpikir, ya Allah kenapa jadi begini? Apakah ada yang salah dengan rencana kami, apakah ada hal lain yang lebih penting atau kah memang Engkau lebih tahu yang mana yang terbaik untuk kami.
Selama dirumah, memang tak banyak aktivitas bunda, lebih banyak dihabiskan bersama khanza, saat khanza tidur bunda hanya bisa memandang wajahnya sambil berbisik "Ya Allah, berikan lah jawaban yang terbaik untuk kami saat ini, sungguh hati ini masih belum ikhlas jika harus membagi perhatian dan kasih sayang ini selain untuk anak kami khanza, tetapi sungguh hati ini belum siap juga jika kami harus melepaskan janin yang ada dalam kandunganku ini Ya Allah"
Tapi memang Allah maha tahu dan maha berkuasa atas segalanya, sesaat kami diberikan berita suka sejenak kemudian kami diberikan berita duka. Sabtu malam, bukannya tambah sehat, bunda malah diberikan sakit demam plus batuk pilek, sepele kelihatannya, tapi karena kehamilan ini bunda enggak berani minum obat, akhirnya semaleman enggak bisa tidur. Minggu pagi ke dokter, tapi obatnya enggak ampuh ya, jadi masih demam menggigil, plus flek malah tambah banyak, yang tadi nya cukup pakai pantyliner aja sekarang malah mesti pakai pembalut. Akhirnya Senin pagi, ayah anterin bunda kali ini ketemu sama dokter Gatot di harapan kita juga, Insya Allah, bunda udah siap dengan vonis dokter.
Dokter Gatot baik, dan enggak bikin galau. Akhirnya diputuskan untuk dikuret, karena percuma untuk dipertahankan dan enggak baik juga untuk kesehatan. Setelah puasa semalemnya akhirnya Selasa pagi bunda dikuret sama dokter Gatot. Well, jangan tanya perasaannya gimana, bingung, deg - deg an, pasrah, wah segala macam lah. Prosesnya bentar doang, enggak lama, cuma 45 menit an. Rasanya habis dikuret, hehehe... enggak berasa apa - apa, wong dibius total, jadi enggak berasa, tahu - tahu udah selesai. Oia, sekedar informasi biaya kuret ini enggak semahal yang bunda pikir juga, total abis sekitar 3.9 juta an, enggak pakai nginep, dua jam kemudian udah boleh pulang kok. Tapi sebelum nya dicek lab dulu itu abis sekitar 250 ribuan.
Sepulangnya habis dikuret, langsung seger. Itu demam yang dari kemaren dateng, langsung hilang, segar bugar deh bunda, hehehe.... Dan perasaan pertama yang langsung dirasakan adalah LEGA. Lega karena sudah ikhlas dengan cobaan yang Allah berikan ini, lega karena bisa berkumpul kembali dengan khanza tanpa takut - takut (kemarenan sempet enggak boleh gendong, karena takut flek tambah banyak, sedih rasanya) dan lega, karena rencana Allah sungguh luar biasa. Bunda dan keluarga seperti dikasih kesempatan kedua, mungkin rencana - rencana yang kami buat terlalu biasa, sehingga Allah memberikan cobaan ini agar kami bisa mericek kembali rencana - rencana kami kedepan, sungguh Allah Maha Besar dengan segala rencana nya.
Mengenai blighted ovum mungkin bisa lebih jelasnya dibaca disini Buat bunda, yang baru merasakan blighted ovum di kehamilan kedua aja rasanya sedih banget, enggak bisa kebayang buat bunda - bunda lain yang sedang menanti anak pertama dan harus mengalami ini. Well, apa pun yang terjadi dan apa pun cobaan nya, yakin lah bahwa Allah punya rencana yang indah buat bunda - bunda semua, semoga bunda - bunda yang sedang program diberikan kesabaran yaaa, dan terus berusaha. Semangat ^_^
Awal Januari 2013 lalu bunda telat menstruasi telat berapa lama, ini yang enggak jelas karena sejak lahiran khanza menstruasi bunda jadi enggak teratur, akhirnya periksa ke obygn di harapan kita dengan dokter Sandina dan hasilnya positif hamil, dan sudah dicek melalui usg trans-v. Dokter yang periksa bilang sudah masuk 4 minggu dan sudah ada kantung kehamilan, insya allah sehat.
Masya Allah, kok cepet banget ya khanza dikasih adik. Hal pertama yang bunda rasakan hanyalah KECEWA. Kenapa kok kecewa? bukan karena bunda tidak bersyukur, tapi bunda kecewa menerima kenyataan bahwa kami harus menunda semua rencana - rencana yang sudah kami rancang sebelumnya, dan memiliki anak kedua bukan lah rencana kami dalam waktu dekat ini.
Dan nampaknya bukan hanya bunda yang kecewa, orang - orang disekitar kami pun juga kaget, walaupun mereka memakluminya ini memang sudah kehendak Allah, jadi harus dimaklumi. Ya, misalnya mama, teteh, dan yang pasti rekan kerja. Mereka pun memaklumi jika memang aku harus cuti 3 bulan, harus bersiap untuk menjaga adik nya khanza, dan sebagainya.
Dua minggu berjalan dari hasil pemeriksaan yang pertama. Ya, karena ini kehamilan yang kedua, kami lebih santai menjalaninya, dan sudah "biasa", bukan... bukan kami tidak menerima nya, tetapi kami sudah tahu rasanya memiliki bayi dan sudah tahu rasa nya hamil, jadi semua nya dijalani dengan santai dan biasa. Tapi gizi dan makanan untuk si jabang bayi tetap nomer satu, untuk kehamilan kedua ini aku memilih untuk menjauhi sama sekali mie instan, teh botol dan vetsin. Waktu hamil khanza kemarin, bunda masih suka curi - curi kesempatan untuk menyantap mie instan dan tak lupa minumnya teh botol sosro, hehehehe.... Dan bunda pun merasa jauhhhh lebih sehat, dan nikmat menjalani kehamilan ini.
Selasa, 29 Januari 2013, habis makan siang, mau pipis. Pas cek di CD, astagfirullah kok ada bercak - bercak seperti mau menstruasi, apa ini yang disebut flek saat hamil. Cepat - cepat tanya ke temen yang sering flek ketika dia hamil. Saran nya waktu itu segera pulang, dan periksa ke dokter, plus bed rest. Ya ampun, padahal waktu hamil khanza gak pernah bunda flek, padahal masih suka bandel kerja berat dan malas istirahat, mau nya kerjaaaa... kerjaaaa terus, hehehe
Akhirnya besoknya Rabu 30 Januari 2013 baru izin ke dokter. Kali ini bunda mau balik ke dokter Huzaemah di Budi Kemuliaan. Ya, tapi ternyata dokter ema enggak praktek hari itu, ternyata jadwal yang tertulis di buku itu sudah engga update. Well, terpaksa sama dokter Hasan, padahal mau nya dokter cewek, huhuhu.....
Awalnya disuruh suster untuk cek usg karena masih kehamilan awal, tapi bunda menolak, karena saya cuma mau periksa, dan kemarin sudah di usg kok di rs lain. Oh, suster nya manggut - manggut, pas giliran bunda masuk ketemu sama pak dokter, dan cerita masalah flek ini, akhirnya bunda disuruh usg lagi. Well, karena di rs ini ruang periksa dan ruang usg itu terpisah, jadi bunda harus antri lagi, dan dokter yang periksain juga beda. Ya ampun, mana saya tahu ya, kalo flek harus tetep di usg trans v, dikirain cuma diperiksa trus dikasih obat, hehehe... sok tahu si bunda nih
Karena hari itu ayah enggak bisa nemenin bunda periksa, jadi bunda pergi sama ayu, my little sister. Dan masuk ke ruang usg ini pun, jadinya sendiri, padahal waktu itu really need someone beside me, huhuhu....
Enggak tau dokternya siapa namanya, yang pasti cewek, tapi yang bikin gak ngenakin adalah si dokter usg ini, tanpa ada permisi, maupun maaf, langsung bilang kalau kandungan bunda tidak berkembang.
Bunda : kenapa ya dok, nge-flek nih, kirain kalau flek gak boleh usg
Dokter Usg : diem aja, sibuk ngeliatin monitor usg
Bunda : Gimana dok, ga pa-pa kan?
Dokter Usg : kayanya gak berkembang nih bu (masih sok sibuk, dan tanpa ekspresi)
Bunda : astagfirullahalazim, ya allah
Dokter Usg : sibuk sendiri sambil merintahin suster sebelahnya buat catet-catet sambil nyebutin bahasa
kedokteran yang bunda enggak ngerti.
Dokter Usg : ya udah kamu tulis aja diagnosa kematian mudigah (ngomong ke suster)
Dokter Usg : ya, udah selesai ya bu
Bunda : masih bengong (dalam hati berpikir ini kok dokternya cuek banget ya)
Akhirnya setelah selesai usg, bunda diperiksa lagi sama dokter Hasan. Yang intinya adalah :
- umur kehamilan bunda masih belum jelas karena bunda memang lupa kapan menstruasi terakhir
- dokter mau vonis kehamilan blighted ovum tapi masih ditemukan tanda - tanda kalau janin ini berkembang
- flek nya bunda pun enggak banyak, jadi dokter masih belum bisa vonis apa - apa
- ditunggu dulu dua minggu dan dikasih obat penguat
- enggak disuruh bed rest, tapi disuruh istirahat aja
Abis nebus obat, bunda pun pulang dengan galau, cie ilah.... Bunda masih optimis dan masih enggak percaya sama apa yang dibilang dokter, plus masih harus nunggu dua minggu, oh no... itu lama banget.
Akhirnya setelah curhat sama mama, diputusin sore nya mau cek lagi ke harapan kita. Kali ini sama dokter Karmini. Dan vonisnya tetap sama, bayinya tidak berkembang, atau bahasa kedokterannya blighted ovum. Tapi bunda masih enggak percaya, dan masih mau bertahan, akhirnya dokter ngeresepin obat penguat aja, plus disuruh bedrest dan seminggu kemudian periksa lagi.
Tiga hari istirahat dirumah, ditambah minum obat penguat kandungan, bukannya berkurang flek nya, malah bertambah. Selama dirumah, bunda kembali merenung dan berpikir, ya Allah kenapa jadi begini? Apakah ada yang salah dengan rencana kami, apakah ada hal lain yang lebih penting atau kah memang Engkau lebih tahu yang mana yang terbaik untuk kami.
Selama dirumah, memang tak banyak aktivitas bunda, lebih banyak dihabiskan bersama khanza, saat khanza tidur bunda hanya bisa memandang wajahnya sambil berbisik "Ya Allah, berikan lah jawaban yang terbaik untuk kami saat ini, sungguh hati ini masih belum ikhlas jika harus membagi perhatian dan kasih sayang ini selain untuk anak kami khanza, tetapi sungguh hati ini belum siap juga jika kami harus melepaskan janin yang ada dalam kandunganku ini Ya Allah"
Tapi memang Allah maha tahu dan maha berkuasa atas segalanya, sesaat kami diberikan berita suka sejenak kemudian kami diberikan berita duka. Sabtu malam, bukannya tambah sehat, bunda malah diberikan sakit demam plus batuk pilek, sepele kelihatannya, tapi karena kehamilan ini bunda enggak berani minum obat, akhirnya semaleman enggak bisa tidur. Minggu pagi ke dokter, tapi obatnya enggak ampuh ya, jadi masih demam menggigil, plus flek malah tambah banyak, yang tadi nya cukup pakai pantyliner aja sekarang malah mesti pakai pembalut. Akhirnya Senin pagi, ayah anterin bunda kali ini ketemu sama dokter Gatot di harapan kita juga, Insya Allah, bunda udah siap dengan vonis dokter.
Dokter Gatot baik, dan enggak bikin galau. Akhirnya diputuskan untuk dikuret, karena percuma untuk dipertahankan dan enggak baik juga untuk kesehatan. Setelah puasa semalemnya akhirnya Selasa pagi bunda dikuret sama dokter Gatot. Well, jangan tanya perasaannya gimana, bingung, deg - deg an, pasrah, wah segala macam lah. Prosesnya bentar doang, enggak lama, cuma 45 menit an. Rasanya habis dikuret, hehehe... enggak berasa apa - apa, wong dibius total, jadi enggak berasa, tahu - tahu udah selesai. Oia, sekedar informasi biaya kuret ini enggak semahal yang bunda pikir juga, total abis sekitar 3.9 juta an, enggak pakai nginep, dua jam kemudian udah boleh pulang kok. Tapi sebelum nya dicek lab dulu itu abis sekitar 250 ribuan.
Sepulangnya habis dikuret, langsung seger. Itu demam yang dari kemaren dateng, langsung hilang, segar bugar deh bunda, hehehe.... Dan perasaan pertama yang langsung dirasakan adalah LEGA. Lega karena sudah ikhlas dengan cobaan yang Allah berikan ini, lega karena bisa berkumpul kembali dengan khanza tanpa takut - takut (kemarenan sempet enggak boleh gendong, karena takut flek tambah banyak, sedih rasanya) dan lega, karena rencana Allah sungguh luar biasa. Bunda dan keluarga seperti dikasih kesempatan kedua, mungkin rencana - rencana yang kami buat terlalu biasa, sehingga Allah memberikan cobaan ini agar kami bisa mericek kembali rencana - rencana kami kedepan, sungguh Allah Maha Besar dengan segala rencana nya.
Mengenai blighted ovum mungkin bisa lebih jelasnya dibaca disini Buat bunda, yang baru merasakan blighted ovum di kehamilan kedua aja rasanya sedih banget, enggak bisa kebayang buat bunda - bunda lain yang sedang menanti anak pertama dan harus mengalami ini. Well, apa pun yang terjadi dan apa pun cobaan nya, yakin lah bahwa Allah punya rencana yang indah buat bunda - bunda semua, semoga bunda - bunda yang sedang program diberikan kesabaran yaaa, dan terus berusaha. Semangat ^_^
0 comments:
Posting Komentar